Pemenang pertama kompetisi ini adalah Ice House. Rumah masa depan ini akan dibangun menggunakan pasokan air yang melimpah di planet itu.
Lebih dari 165 peserta mengikuti kompetisi yang dibuka pada Mei 2015. Kontes ini bertujuan untuk memberikan kontribusi kepada perkembangan teknologi baru dalam membangun hunian menggunakan "bahan lokal setempat" di luar angkasa dan juga di bumi.
"Kreativitas dan kedalaman desain para peserta telah membuat kami kagum," Monsi Roman, manajer program Centennial Challenges.
"Mereka tidak hanya imajinatif dan artistik dalam karya yang dikirimkan, namun mereka juga benar-benar mempertimbangkan hal-hal yang amat dibutuhkan para penjelajah luar angkasa dalam habitat di luar bumi," ujar Roman.
Ice House dirancang oleh Team Space Exploration Architecture, dan Clouds Architecture Office. Mereka membangun Ice House berdasarkan pendekatan NASA berupa "ikuti airnya" dalam melakukan eksplorasi.
CNET mengabarkan karena air adalah pendukung kehidupan dan es juga merupakan bahan bangunan yang potensial, tim ini memilih untuk membangun rumah di Alba Mons, belah utara Mars yang mempunyai es dalam jumlah melimpah.
WIRED menjelaskan proposal pembangunan rumah itu akan menggunakan mesin pendarat sebagai basis awal. Mesin pendarat ini akan berisi ruang-ruang pribadi dan komunal. Kemudian, setelah itu akan dibangun membran ETFE yang bisa ditiup untuk menciptakan lingkungan interstitial antara luar kapsul dan atmosfer Mars. Kendaraan Rover kemudian akan melakukan ekstraksi air dari bawah permukkan Alba Mons dan menggunakannya untuk membentuk kulit bagian dalam lingkungan.
Lapisan yang terbuat dari es itu akan melindungi radiasi dari atomosfer luar. Selain itu lapisan ini juga tembus cahaya dan memungkinkan cahaya itu untuk masuk ke dalam habitat. Dengan menciptakan kondisi yang bagus untuk lingkungan, maka es akan tetap membeku dan vegetasi dapat tubuh. Jika hal itu terjadi maka vegetasi dapat mengubah karbondioksida menjadi oksigen.
An Ice House on Mars: Would You Live There?
Juara kedua seperti dilansir RapidTechReady meraih hadiah USD15,000 (sekitar Rp220 juta) diberikan kepada Team Gamma, dari perusahaan arsitektur Foster + Partners. Konsep yang mereka usung menggunakan robot semi otomatis untuk membangun hunian menggunakan regolith (tanah dan batu yang ditemukan di permukaan).
ArchitectureNow menyebutkan juara ketiga adalah Team LavaHive. Mereka merancang hunian menggunakan kendaraan konstruksi dengan bagian-bagian yang bisa dikembangkempiskan sebagai dasar hunian. Setelah diratakan, bagian itu akan ditutupi regolith "cor lava" untuk membuat lapisan pelindung. Pendekatan ini akan digunakan untuk membangun sejumlah hunian yang saling berhadapan dengan koridor sebagai pemisahnya.
Setiap peserta dinilai berdasarkan berbagai faktor, termasuk konsep arsitektural, pendekatan desain, kemungkinan untuk dihuni, inovasi, fungsi, pemilihan situs di Mars dan kemungkinan dikonstruksi secara 3D. Ada 30 rancangan peserta yang sekarang dipamerkan di New York Maker Faire mulai 27 September 2015.


Tidak ada komentar
- Tuangkan saran maupun kritik dan jangan meninggalkan Spam.
- Berkomentarlah dengan bijak sesuai dengan konten yang tersedia.
- Dilarang Promosi disini.